SF consulting     10 Jul 2024

Bea Cukai Raup Rp 134,2 Triliun Di Semester I 2024

(Jakarta) Kementerian Keuangan mencatat penerimaan dari sektor Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp 134,2 triliun pada semester pertama tahun 2024. Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 0,9 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan Rp 135,4 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh tekanan penerimaan cukai hasil tembakau dan bea masuk.
 
Meskipun penerimaan dari kepabeanan dan cukai secara keseluruhan relatif stabil dibandingkan tahun lalu, namun tercatat penerimaan cukai mengalami penurunan signifikan. Pada akhir Juni 2024, penerimaan dari cukai mencapai Rp 101,8 triliun, atau menurun sebesar 3,9 % dari pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 105,9 triliun. “Penerimaan cukai mengalami kontraksi, dan ini dua tahun berturut-turut, tahun lalu 12 % dan tahun ini 3,9 %,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang dikutip dari Kontan pada Selasa (10/07).
 
Menkeu menjelaskan adanya fenomena "downtrading" dalam industri produk hasil tembakau menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini. Di mana banyak produsen beralih ke golongan tarif cukai yang lebih rendah. Direktur Jenderal Bea Cukai, Askolani pun membenarkan bahwa fenomena ini memang sesuai dengan kebijakan tarif cukai yang telah diterapkan, meskipun otoritas akan tetap mengawasi adanya potensi kecurangan.
 
Sementara itu kinerja penerimaan dari Bea Masuk mencatat pertumbuhan tipis sebesar 0,3 %, atau mencapai Rp 24,3 triliun. Angka ini setara dengan 42,3 % dari target APBN 2024. Kenaikan Bea Masuk dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta penurunan impor komoditas tertentu seperti gas, kendaraan, dan suku cadang.
 
Di sisi lain, penerimaan dari bea keluar mengalami lonjakan yang signifikan sebesar 52,6 % angka tersebut setara dengan Rp 8,1 triliun. Peningkatan ini didorong oleh bea keluar mineral yang tumbuh 10 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, yang dipicu oleh implementasi kebijakan relaksasi mineral. Meskipun demikian, penerimaan dari bea keluar produksi sawit mengalami penurunan. (Rp)
 
Konsultan pajak 
https://bit.ly/sfcnews
#sfconsulting #sfgroup #pajakuntukkita #apbn2024 #kanwilbeacukai #konsultan #pajak #legal #customs #transferpricing #compliance


Tax News

Search




Exchange Rates

Mata Uang Nilai (Rp.)
EUR 17068.99
USD 15710
GBP 19949.11
AUD 10293.61
SGD 11699.88
* Rupiah

Berlaku : 27 Mar 2024 - 2 Apr 2024