SF consulting     9 Jul 2024

Penerimaan Perpajakan Alami Tekanan Pada Semester I

(Jakarta) Pada semester pertama tahun 2024, pemerintah melaporkan bahwa penerimaan perpajakan baru mencapai Rp 1.028 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 7 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.105,6 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan terutama oleh kontraksi dalam PPH badan akibat menurunnya profitabilitas perusahaan, serta tekanan pada PPN karena meningkatnya restitusi.
 
Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun aktivitas ekonomi masih menunjukkan pertumbuhan positif secara bruto, namun penerimaan netto pajak mengalami tekanan akibat restitusi yang meningkat. Sumber utama penurunan tersebut berasal dari PPH badan dan PPN, yang merupakan  dua sektor kontributor terbesar terhadap penerimaan pajak negara.
 
“Dari sisi bruto aktivitas ekonominya masih positif pertumbuhannya. Namun kemudian dilakukan restitusi sehingga terjadi penerimaan netto pajak kita terlihat mengalami tekanan 11%. Aktivitas ekonominya sendiri masih bergerak, namun penerimaan pajaknya menurun karena adanya restitusi di PPN. Jadi PPH badan dan PPN yang kontribusinya terbesar mengalami tekanan terhadap penerimaan kita,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Laporan Realisasi Semester I dan prognosis Semester II Pelaksanaan APBN 2024 pada Senin (08/07).
 
Namun tercatat beberapa jenis pajak yang masih menunjukkan kinerja positif. Seperti PPH 21 mengalami kenaikan bruto dan neto sebesar 28,5 %, sementara PPH Orang Pribadi naik 12 %, dan PPH Final tumbuh 13,8 % secara neto. Namun demikian, sektor utama seperti sektor pertambangan mengalami kontraksi yang signifikan akibat turunnya harga komoditas. Industri pengolahan juga terpengaruh dengan kontraksi 15,4 % dalam penerimaan pajaknya.
 
Sementara itu, total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada semester pertama tahun ini mencatatkan Rp 288,4 triliun, atau mengalami penurunan 4,5 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor migas turut juga menyumbang kontraksi sebesar 7,6 % karena penurunan lifting minyak dan gas, sedangkan sektor non-migas terpengaruh penurunan harga batubara dan nikel.
 
Secara keseluruhan, Sri Mulyani menegaskan bahwa semester pertama tahun 2024 menunjukkan tantangan yang signifikan dalam hal penerimaan pajak dan bukan pajak di Indonesia. Meskipun terdapat beberapa peningkatan dalam sektor-sektor tertentu, kondisi ini mengindikasikan perlunya kewaspadaan dan strategi yang tepat dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (Rp)
 
Konsultan pajak 
https://bit.ly/sfcnews
#sfconsulting #sfgroup #pajakuntukkita #apbn2024 #kanwilbeacukai #konsultan #pajak #legal #customs #transferpricing #compliance


Tax News

Search




Exchange Rates

Mata Uang Nilai (Rp.)
EUR 17068.99
USD 15710
GBP 19949.11
AUD 10293.61
SGD 11699.88
* Rupiah

Berlaku : 27 Mar 2024 - 2 Apr 2024