Harian Bisnis Indonesia     21 Jun 2021

Diskon Pajak Kontraproduktif

Bisnis, JAKARTA — Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor dinilai hanya berdampak jangka pendek dan kontradiktif dengan tujuan pemerintah untuk menekan penyebaran pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai kebijakan insentif PPnBM hanya menguntungkan perusahaan besar.

Dia menyampaikan kinerja industri otomotif telah mengalami kontraksi sejak sebelum pandemi Covid-19. Penjualan mobil memang mengalami peningkatan yang signifikan pada masa awal pemberian insentif PPnBM tersebut.

Namun pada bulan-bulan berikutnya, di mana diskon PPnBM masih diberikan 100%, penjualan mobil mulai mengalami perlambatan.

Menurutnya, pemerintah perlu fokus pada kebijakan-kebijakan yang bersifat esensial, yaitu pada sisi kesehatan, untuk menekan peningkatan kasus Covid-19.

“Jadi ini mengindikasikan penyelamatan yang dampaknya relatif jangka pendek, perlu ada terobosan yang jangka panjang, jadi tidak hanya melihat target-target jangka pendek,” kata dia, akhir pekan lalu.

Di samping itu, pemerintah perlu mempertahankan dan meningkatkan pemberian bantuan sosial pada masyarakat menengah ke bawah, dan kepada pelaku UMKM.

Faisal memproyeksikan jika ledakan Covid-19 tidak terkendali dan berlanjut pada kuartal ketiga dan keempat pada tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali mengalami kontraksi.

Dia pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 hanya akan mencapai kisaran 4%—5%, lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah di angka 7%.

Sementara itu, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Neilmaldrin Noor mengatakan fasilitas diskon PPnBM atas mobil baru bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Itu [fasilitas PPnBM] jangan dilihat siapa yang beli, tetapi pertimbangannya diberikannya kenapa? Kami punya data golongan tertentu masyarakat masih menyimpan uangnya.

”Dia menambahkan, jika tidak ada kebijakan khusus, sektor lain yang menunjang industri kendaraan bermotor juga bakal terdampak.

Tax News

Search




Exchange Rates

Mata Uang Nilai (Rp.)
EUR 17068.99
USD 15710
GBP 19949.11
AUD 10293.61
SGD 11699.88
* Rupiah

Berlaku : 27 Mar 2024 - 2 Apr 2024