Harian Kontan     17 Apr 2018

Pajak Impor India Pangkas Ekspor CPO

Pengusaha berharap perang dagang antara AS dan China akan mendongkrak kembali ekspor CPO Indonesia
 
JAKARTA. Ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya kembali menyusut. Kebijakan pemerintah India menaikkan bea masuk atas impor CPO jadi penyebabnya. Hal itu diperparah dengan harga CPO yang semakin melorot.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor barang lemak dan minyak nabati/hewani pada Maret 2018 hanya US$ 1,7 miliar. Nilai itu turun 1,09% dibanding sebulan sebelumnya. Sebagian besar ekspor kelompok barang ini berupa CPO dan turunannya.

Penurunan nilai ekspor ini terjadi berurutan dalam empat bulan terakhir setelah meningkat November 2017. Tren penurunan tersebut menjadikan ekspor barang lemak dan minyak nabati/hewani sepanjang kuartal I-2018 turun 17,34% dibanding periode sama tahun lalu.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penyebab utama penurunan ekspor lemak dan minyak nabati adalah kenaikan bea masuk CPO di India. Pemerintah India menaikkan bea masuk CPO menjadi 44% dari sebelumnya 15%. Sementara bea masuk impor produk olahan CPO naik menjadi 54% dari 25%. "Ekspor CPO ke India turun 22,95% pada Januari-Maret 2018 dibandingkan periode sama tahun 2017," kata Suhariyanto, Senin (16/4).

Kenaikan bea masuk impor sangat berpengaruh karena India adalah pasar utama ekspor CPO Indonesia. "Meskipun pemerintah berupaya melakukan negosiasi dan upaya lainnya, tapi kenaikan bea masuk telah menyusutkan ekspor CPO," terang Suhariyanto tanpa merinci jumlah ekspor CPO ke India.

Di sisi lain harga CPO tahun ini tak sebagus tahun lalu. Mengutip Bloomberg, per akhir Maret tahun ini, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2018 di Malaysia Derivatives Exchange ditutup di level RM 2.424 per metrik ton, turun 3,85% dibandingkan posisi akhir tahun lalu.

Berharap China


Namun begitu pengusaha tetap optimistis ekspor CPO bisa meningkat. Perang dagang Amerika Serikat dan China berpotensi mendongkrak permintaan CPO. "Selama ini China memenuhi minyak nabati dari kedelai AS. Perang dagang akan membuat China butuh minyak nabati lain, seperti sawit," kata Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Iskandar Andi Nuhung.

Jika dalam setahun terakhir ekspor CPO ke China bisa 7 juta ton-8 juta ton, diperkirakan bisa naik menjadi 10 juta ton hingga 11 juta ton.

Tax News

Search




Exchange Rates

Mata Uang Nilai (Rp.)
EUR 17068.99
USD 15710
GBP 19949.11
AUD 10293.61
SGD 11699.88
* Rupiah

Berlaku : 27 Mar 2024 - 2 Apr 2024